Jumat, 04 Januari 2013

Mewujudkan Tujuan Pendidikan Indonesia yang Sesuai Dengan Jati Diri Bangsa

##ditulis dalam rangka mengerjakan ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Pendidikan Prodi Pend. Teknik Informatika FT UNY##


Mewujudkan Tujuan Pendidikan Indonesia yang Sesuai Dengan Jati Diri Bangsa

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi dengan banyaknya etnis dan suku di dalamnya. Indonesia dikenal memiliki sikap gotong – royong yang kuat dan keramahannya. Akan tetapi belakangan ini sikap – sikap seperti itu mulai berkurang.
Pudarnya sikap – sikap yang menjadi jati diri bangsa dapat dilihat dari tingkah laku generasi muda saai ini. Anak muda jaman sekarang terlalu mendewa – dewakan kebudayaan barat. Mereka cenderung lebih merasa bangga memakai kaos dan celana jeans daripada memakai batik. Generasi muda yang muslim kini sudah jarang yang membaca Al Qur'an dan lebih suka mendengarkan musik – musik barat. Mereka juga seakan telah kehilangan sikap tenggang rasa dan persatuan dengan maraknya kasus tawuran pada setahun terakhir  ini.
Pudarnya nilai – nilai jati diri Indonesia ini disebabkan beberapa hal. Yang pertama tentunya adalah globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Dengan terbukanya akses ke dunia luar, mau tidak mau bangsa Indonesia harus mampu untuk menyaring kebudayaan yang masuk. Akan tetapi pada kenyataannya kebanyakan bangsa Indonesia tak mampu dan justru meniru secara membabi buta kebudayaan yang masuk, baik itu positif maupun negatif.
Yang kedua karena adanya krisis keteladanan dan kepemimpinan yang mendera negeri ini. Di Indonesia saat ini justru sangat sulit mencari orang  yang sesuai dengan jati dirinya sendiri. Para pemimpin ini pun seolah -olah menutup mata dari rakyatnya dan sibuk dengan urusan sandiwara politiknya sendiri. Sehingga para generasi muda kehilangan figur untuk dicontoh yang mengakibatkan memudarnya jati diri bangsa.
Salah satu cara untuk mengembalikan jati diri bangsa adalah dengan cara menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan jati diri bangsa. Dengan pendidikan yang sesuai diharapkan dapat dihasilkan generasi muda yang sanggup menjadi contoh bagi generasi lainnya.
Akan tetapi pendidikan yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa tidak bisa diwujudkan dalam waktu singkat tanpa perencanaan yang matang dan sumber daya yang memadai. Perlu adanya kajian intensif dalam hal penyusunan kurikulum, manajerial sekolah, dan penyiapan guru yang berkualitas.
Sesuai dengan tujuan penulis menulis artikel ini, yaitu sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, maka artikel ini lebih membahas tentang kurikulum dan manajemen sekolah.
Solusi yang penulis tawarkan ada dalam beberapa tahap, yaitu :
1.      Perencanaan Kurikulum dan teknis pelaksanaan yang berbasis Agama dan kearifan lokal serta diterapkan berdasarkan keteladanan.
2.      Sosialisasi dan rekrutmen pada guru dan tenaga kependidikan.
3.      Pelaksanaan program.
4.      Evaluasi.

1.      Perencanaan Kurikulum dan teknis pelaksanaan yang berbasis Agama dan kearifan lokal serta diterapkan berdasarkan keteladanan.
 Pada perencanaan kurikulum ini penulis menyarankan kepada pihak terkait untuk berembuk bersama semua stakeholder pendidikan seperti guru, komite sekolah, dinas dan wali murid untuk menghasilkan keputusan yang paling baik.
Ada beberapa program yang menurut penulis perlu untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan program – program tersebut dipandang perlu untuk mencapai tujuan menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan jati diri bangsa. Program – program tersebut yaitu :
a)      Menyelenggarakan pengajian rutin Guru dan Siswa
Pengajian rutin Guru dan siswa dipandang perlu untuk dilaksanakan karena berfungsi untuk meningkatkan kembali iman dan takwa bagi guru dan siswa muslim. Dengan meningkatnya imtaq(iman dan takwa) maka diharapkan mereka dapat tersadarkan dan mampu menyaring kebudayaan – kebudayaan global yang masuk agar sesuai dengan norma yang dianut masyarakat. Terlebih norma agama.
b)      Mengadakan kegiatan mentoring untuk siswa
Mentoring adalah kegiatan pembinaan oleh satu orang mentor yang membimbing 3 – 10 muridnya untuk mengkaji dan mempertebal wawasan keislaman serta membina dan mengawasi akhlak dan perilaku murid. Orang yang dijadikan mentor adalah guru yang memiliki integritas akhlak yang baik atau siswa berprestasi yang memiliki integritas yang baik.
Diharapkan dengan mendekatkan siswa pada figur – figur yang dapat dicontoh, siswa dapat termotivasi untuk meniru mereka.
c)      Mendesain  ruang kelas dengan ornamen – ornamen tradisional
Dengan mendesain ruang kelas seperti di atas, diharapkan siswa akan lebih familier dan peduli terhadap kebudayaan lokal.
d)     Mengadakan lomba kesenian daerah sebulan sekali
Lomba kesenian ini dilaksanakan dengan melombakan kesenian – kesenian daerah lokal. Dalam konteks Jawa Tengah dan Yogyakarta yang dilombakan dapat berupa lomba karawitan, lomba macapat dan juga lomba membatik. Serta dapat juga menyertakan lomba aransemen musik pop bahasa Jawa untuk menyemarakkan suasana.
Diharapkan dengan Lomba – lomba ini siswa dapat lebih mengerti dan meresapi kearifan lokal yang ada di sekitar mereka.
e)      Memaksimalkan peran guru agama dan bahasa daerah.
Guru bahasa daerah merupakan ujung tombak pengenalan kebudayaan dan kearifan lokal di sebuah sekolah. Sudah selayaknya untuk dimaksimalkan dalam proses belajar mengajarnya tidak hanya mengajarkan materi, tapi juga mengajarkan kearifan lokal pada siswa.
Sedangkan guru agama merupakan salah satu faktor penting untuk mengontrol dan memberi contoh keteladanan akhlak bagi siswa, sehingga harus dimaksimalkan untuk membina akhlak selain juga wawasan tentang keislaman.

2.      Sosialisasi dan rekrutmen pada guru dan tenaga kependidikan
Untuk menerapkan sistem yang telah dibuat dibutuhkan kerja keras dan pemahaman seluruh komponen sekolah. Kalau dirasa perlu sekolah juga harus merekrut guru maupun tenaga kependidikan yang berkualitas. Sosialisasi dapat dilakukan dalam rapat yang mengumpulkan semua guru dan wali murid.
3.      Pelaksanaan program
Program akan dilaksanakan secara seksama dan dipantau terus oleh pihak – pihak terkait.
4.      Evaluasi
Pada setiap akhir semester akan diadakan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh kegiatan yang telah diprogramkan bersamaan dengan diadakannya ujian akhir semester.

Pudarnya jati diri bangsa memang menjadi sebuah keprihatinan kita bersama. Pudarnya jati diri bangsa ini memang disebabkan oleh hal – hal yang cukup kompleks. Akan tetapi dengan pendidikan yang baik dan terencana, penulis yakin bahwa jati diri bangsa dapat dibangkitkan kembali.

Daftar Pustaka
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42607-Makalah-Cara%20Mengembalikan%20Jati%20Diri%20Bangsa%20Indonesia.html
Diakses tanggal 29 Desember 2012
Diakses tanggal 29 Desember 2012


##NB : Artikel ini dibuat dalam kondisi mengejar deadline, mohon dimaklumi dan dikoreksi kalau ada kesalahan... :D ##

2 komentar: