Kamis, 17 Januari 2013

Model Data Relasional



Model data relasional atau dalam bahasa inggris disebut  relational database management system (RDBMS) adalah adalah suatu model basis data yang menggunakan tabel dua dimensi, yang terdiri atas baris dan kolom untuk menggambarkan sebuah berkas data.
Pengertian
Model ini menunjukkan cara mengelola/mengorganisasikan data secara fisik dalam memory sekunder, yang akan berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokkan data dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang kita buat.
Pada model relasional, basis data akan disebar ke dalam berbagai tabel 2 dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data (row/record) dan lajur vertikal biasa disebut dengan kolom (column/field). Disetiap pertemuan baris data dan kolom itulah, item-item data (satuan data terkecil) ditempatkan.
Pada model relasional, tidak ada data yang kembar. Ini dikarenakan adanya kunci primer (Primary Key) . Kunci primer adalah satu item yang dipilih dalam suatu kolom yang unik dan tidak sama yang berfungsi untuk membedakan antara satu kolom dengan kolom lainnya.
Istilah-Istilah dalam Model Relasional
  • Relasi
berdasarkan definisi matematika, adalah sebuah himpunan bagian dari perkalian kartesian dari sekumpulan domain. Dalam model relasional, relasi dapat direpresentasikan dengan tabel.
  • Atribut
adalah kepala/header dari setiap kolom yang ada dalam tabel relasi. Berdasarkan contoh tabel MHS sebelumnya, atribut yang ada adalah NPM, Nama, dan Alamat.
  • Tupel
adalah sebuah baris dalam tabel relasi.
  • Domain
adalah sekumpulan nilai yang valid untuk setiap atribut yang ada dalam tabel relasi. Berdasarkan contoh tabel NILAI sebelumnya, domain dari atribut FINAL adalah angka 0 sampai 100.
  • Derajat
adalah jumlah atribut yang ada dalam tabel relasi.
  • Kardinalitas
adalah jumlah tupel yang ada dalam tabel relasi.



IV. Relational Keys
  • Super Key
adalah sebuah atau sekumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasi sebuah tupel dalam tabel relasi.
  • Candidate Key
adalah super key yang himpunan bagian yang sebenarnya tidak ada yang menjadi super key juga.   
  • Primary Key
adalah candidate key yang dipilih sebagai pengidentifikasi unik untuk sebuah tabel relasi.
  • Alternate Key
adalah candidate key yang tidak dipilih sebagai primary key.
V. Relational Integrity Rules
  • NULL
adalah nilai sebuah atribut yang tidak diketahui atau tidak ada pada sebuah tupel dalam tabel relasi. Misalnya seorang mahasiswa tidak diketahui alamatnya sehingga pada tupel yang mengidentifikasi mahasiswa tersebut nilai dari atribut alamat diisi dengan NULL.
  • Entity Integrity
adalah sebuah peraturan integritas yang menyatakan bahwa setiap tabel relasi harus mempunyai sebuah primary key, dan atribut/sekumpulan atribut yang dipilih sebagai primary key harus mempunyai nilai dan nilai tersebut harus unik dan tidak NULL.
  • Referential Integrity
adalah sebuah peraturan integritas yang menyatakan bahwa setiap atribut sebuah tabel relasi yang menunjuk ke tabel relasi lainnya harus merupakan hubungan yang valid. Berdasarkan contoh tabel MKUL dan NILAI sebelumnya, nilai atribut KDMK pada tabel NILAI harus merupakan data yang ada dan valid pada tabel MKUL yang ditunjuknya.
Keuntungan & kelemahan model data reasional
Keuntungan lain menggunakan model data relasional dibandingkan dengan model data herarkhi dan jaringan adalah:
1. model data rasional lebih luas dibandingkan yang lain .nilai data dalam tabel tidak ada pembatasan dalam berbagai proses pencarian data . hal ini tidak terdapat pada model data herarkhi dan jaringan dimana manipulasi data dibatasi oleh bagaimana struktur data dibuat.
2. Model data relasional mempunyai latar belakang teori matematik. Hal ini akan memudahkan dalam pembentukan hubungan matematis sebagai dasar dalam prosedur pemrosesan data disamping pemrograman komputer . sebab bagaimanapun juga dalam pelaksanaan sistem harus dilakukan dalam bahasa program tertentu .
3. Pengorganisasian model relasional sangat sederhana , sehingga mudah dipahami .
4. Basis data yang sama biasanya dapat disajikan lebih sedikit terjadi data rangkap (Redun-dansy data) dengan menggunakan model relasional dibandingkan dengan model data herarkhi dan jaringan.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1. Lebih sulit dalam implementasinya terutama untuk data dalam jumlah besar dan tingkat kompleksitasnya tinggi.
2. Proses pencarian informasinya lebih lambat. Hal ini disebabkan beberapa tabel tidak dihubungkan secara fisik (seperti pada model hirarkhi atau jaringan).dalam manipulasi data menggunakan beberapa tabel akan memerlukan waktu yang lama , karena tabel-tabel haus dihubungkan terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_basis_data_relasional


//hanya sebuah upload dari tugas kuliah basis data semester 3...
//semoga bermanfaat
//note : jika ambil materi dari sini, pastikan link ini ada di daftar pustaka ya... ^_^

Read more...

Jumat, 04 Januari 2013

Syarat – Syarat Untuk Mewujudkan Sekolah Efektif


##artikel ini ditulis dalam rangka mengerjakan ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Pendidikan Prodi Pend. Teknik Informatika FT UNY##


Syarat – Syarat Untuk Mewujudkan Sekolah Efektif

Mewujudkan sekolah yang efektif merupakan tujuan utama adanya ilmu manajemen pendidikan. Dengan mempelajari ilmu manajemen yang telah disesuaikan dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat terwujudnya sekolah yang efektifdan efisien.
Sekolah yang efektif itu sendiri dalam artikel yang penulis baca merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien (http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/sekolah-efektif.html). Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa sekolah efektif itu sendiri merupakan sebuah proses dimana proses belajar mengajar dan administrasi sekolah berjalan secara efektif, efisien dan transparan.
Ada lima faktor utama yang merupakan penyokong atau prasarat terbangunnya sekolah ang efektif guna meningkatkan prestasi peserta didik. Yakni Kepemimpinan yang kuat, kejelasan visi misi sekolah, terjaganya iklim keamanan dan ketertiban peserta didik, pengawasan kemajuan peserta didik, dan harapan yang tinggi (http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/22/99810/Sekolah-Efektif).
1.      Kepemimpinan yang kuat
Kualitas kepemimpinan sangat mempengaruhi tercapainya sekolah efektif. Kepalah sekolah dalam hal ini sebagai pemimpin formal dan faktual sebuah sekolah harus mampu untuk mengkolaborasi dan men-sinergikan komponen komponen sekolah seperti guru, murid, dan karyawan sekolah yang lain. Selain itu kepala sekolah juga harus mampu memaksimalkan sarana prasarana yang sudah ada di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah sudah semestinya mampu menjadi contoh integritas yang patut dicontoh oleh guru dan murid yang ada di sekolah. Integritas seorang pemimpin sangat mempengaruhi kualitas kepemimpinan seseorang. Dengan integritas yang baik, seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah akan ditaati dan dihormati oleh guru dan siswa yang dipimpinnya sehingga datap tercipta linkungan organisasi sekolah yang tertip dan kondusif.
Kepala sekolah juga sudah selayaknya untuk fokus dalam mengawasi apa yang terjadi di dalam kelas sebagai inti dari baik tidaknya pendidikan di dalam sekolah. Keberlansungan pengawasan kelas ini sangat penting untuk menjaga kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Saat proses dirasa tidak sesuai dengan standar maka kepala sekolah beserta guru dan tenaga pendidik yang ada di sekolah akan bekerja sama untuk mengusahakan perbaikan sehingga kualitas pelayanan terhadap siswa akan berjalan maksimal.
2.      Kejelasan visi misi sekolah
Sekolah perlu memiliki visi misi yang jelas karena sekolah akan bergerak sesuai dengan visi yang diterjemahkan kedalam beberapa buah misi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal. Dengan visi misi yang jelas sekolah akan bergerak secara terarah. Kepala sekolah pun akan lebih mudah menerjemahkan dan melaksanakan visi misi tersebut dalam program kerjanya.
Pada awal masa kerjanya seorang kepala sekolah diharapkan untuk mensosialisasikan visi misinya dengan baik. Kemudian kepala sekolah bahu membahu menerapkan visi misi itu dan melakukan inovasi setiap saat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Iklim sekolah yang kondusif akan terwujud jika seluruh komponen sekolah bersinergi dalam satu suara dan satu tujuan untuk menyelesaikan masalah – masalah yang terjadi di sekolah.
Dengan proses seperti diatas, sekolah akan dapat melaksanakan visi – misinya dengan baik dan menghasilkan proses pendidikan yang berkualitas.
3.      Terjaganya iklim keamanan dan ketertiban peserta didik
Untuk mencapai sekolah yang efektif, terjaganya iklim keamanan dan ketertiban dalam lingkugan sekolah mutlak diperlukan. Iklim sekolah yang terjaga akan menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Semangat persaingan sehat antar siswa untuk menuju prestasipun akan meningkat dengan sendirinya.
Untuk menjaga iklim keamanan dan ketertiban hal yang paling penting adalah keteladanan dari para pemimpin, dalam hai ini kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi sekolah, dan guru sebagai pemimpin alam kelas. Seorang kepala sekolah harus dapat menjadi pelopor dalam hal keteladanan dan integritas. Kemudian kepala sekolah juga harus bisa menularkan keteladanan yang dimiliki pada para guru yang pada akhirnya akan dijadikan contoh oleh siswa dalam perilakunya menjaga iklim sekolah.
Selain itu diperlukan juga sistem aturan yang jelas dan penerapan yang tegas untuk menghadapi tingkah laku siswa yang kurang baik. Seorang kepala sekolah dibantu oleh guru harus mampu merumuskan dan menerapkan aturan yang tepat pada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa maupun guru. Sistem yang dibuat juga sebaiknya melibatkan wali murid selaku orang yang paling dekat dengan siswa. Serta memaksimalkan juga peran guru BK (Bimbingan Konseling) untuk mengontrol dan merehabilitasi siswa yang indisipliner.
4.      Pengawasan kemajuan peserta didik
Pengawasan peserta didik sangat diperlukan untuk mencapai sekolah efektif. Pengawasan akan sangat berguna mengetahui potensi dan perkembangan peserta didik sehingga jika ditemukan ada yang tidak wajar dalam perkembangan peserta didik dapat diambil keputusan segera sehingga tidak terlanjur menjadi parah.
Pengawasan peserta didik sebaiknya dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Hal ini dimaksudkan agar jika ada penyimpangan dalam perkembangan peserta didik dapat segera ditangani sehingga tidak menyebabkan masalah yang lebih berat. Selain itu pengawasan seperti itu juga memacu siswa untuk selalu termotivasi belajar untuk bersaing dengan temannya dalam hal prestasi.
5.      Harapan yang tinggi
Harapan tinggi yang dimaksud disini adalah harapan positif yang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. Bukan harapan berlebihan yang membebani dan menekan siswa.
Harapan yang tinggi diharapkan dapat memberikan motivasi dan rasa percaya diri. Para siswa yang masuk pada sekolah ternama misalnya akan merasa bangga dan terpilih sehingga memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dengan rasa percaya diri yang tinggi seperti itu, siswa akan secara alami menjauhi perbuatan curang seperti mencontek dan plagiat dalam proses belajarnya.
Harapan yang tinggi ini memang secara alami muncul apabila sekolah sudah memiliki track record yang bagus di mata masyarakat.misalnya sekolah unggulan. Pada sekolah seperti itu seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu memanage harapan itu sehingga tidak membebani siswa. Sedangkan jika sekolah belum memiliki harapan seperti itu, maka kepala sekolah sebaiknya membangun sedikit demi sedikit reputasi sekolah dimata masyarakat sehingga harapan itu muncul.

Daftar Pustaka
Diakses tanggal 30 Desember 2012

Diakses tanggal 30 Desember 2012

http://www.slideshare.net/AhmadWahyudinRocknRoll/karakteristik-sekolah-efektif
Diakses tanggal 30 Desember 2012

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Sekolah%20Efektif.pdf
Diakses tanggal 30 Desember 2012

## note: ini adalah artikel kedua dari 6 artikel yang kutulis, tapi ini jga merupakan artikel terakhir yang layak diupload, karena yang lain kebanyakan ngawur dan copas-nya (maklum, i'm deadliner, hehe). Semoga bermanfaat ##
Read more...

Mewujudkan Tujuan Pendidikan Indonesia yang Sesuai Dengan Jati Diri Bangsa

##ditulis dalam rangka mengerjakan ujian akhir semester mata kuliah Manajemen Pendidikan Prodi Pend. Teknik Informatika FT UNY##


Mewujudkan Tujuan Pendidikan Indonesia yang Sesuai Dengan Jati Diri Bangsa

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi dengan banyaknya etnis dan suku di dalamnya. Indonesia dikenal memiliki sikap gotong – royong yang kuat dan keramahannya. Akan tetapi belakangan ini sikap – sikap seperti itu mulai berkurang.
Pudarnya sikap – sikap yang menjadi jati diri bangsa dapat dilihat dari tingkah laku generasi muda saai ini. Anak muda jaman sekarang terlalu mendewa – dewakan kebudayaan barat. Mereka cenderung lebih merasa bangga memakai kaos dan celana jeans daripada memakai batik. Generasi muda yang muslim kini sudah jarang yang membaca Al Qur'an dan lebih suka mendengarkan musik – musik barat. Mereka juga seakan telah kehilangan sikap tenggang rasa dan persatuan dengan maraknya kasus tawuran pada setahun terakhir  ini.
Pudarnya nilai – nilai jati diri Indonesia ini disebabkan beberapa hal. Yang pertama tentunya adalah globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Dengan terbukanya akses ke dunia luar, mau tidak mau bangsa Indonesia harus mampu untuk menyaring kebudayaan yang masuk. Akan tetapi pada kenyataannya kebanyakan bangsa Indonesia tak mampu dan justru meniru secara membabi buta kebudayaan yang masuk, baik itu positif maupun negatif.
Yang kedua karena adanya krisis keteladanan dan kepemimpinan yang mendera negeri ini. Di Indonesia saat ini justru sangat sulit mencari orang  yang sesuai dengan jati dirinya sendiri. Para pemimpin ini pun seolah -olah menutup mata dari rakyatnya dan sibuk dengan urusan sandiwara politiknya sendiri. Sehingga para generasi muda kehilangan figur untuk dicontoh yang mengakibatkan memudarnya jati diri bangsa.
Salah satu cara untuk mengembalikan jati diri bangsa adalah dengan cara menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan jati diri bangsa. Dengan pendidikan yang sesuai diharapkan dapat dihasilkan generasi muda yang sanggup menjadi contoh bagi generasi lainnya.
Akan tetapi pendidikan yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa tidak bisa diwujudkan dalam waktu singkat tanpa perencanaan yang matang dan sumber daya yang memadai. Perlu adanya kajian intensif dalam hal penyusunan kurikulum, manajerial sekolah, dan penyiapan guru yang berkualitas.
Sesuai dengan tujuan penulis menulis artikel ini, yaitu sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, maka artikel ini lebih membahas tentang kurikulum dan manajemen sekolah.
Solusi yang penulis tawarkan ada dalam beberapa tahap, yaitu :
1.      Perencanaan Kurikulum dan teknis pelaksanaan yang berbasis Agama dan kearifan lokal serta diterapkan berdasarkan keteladanan.
2.      Sosialisasi dan rekrutmen pada guru dan tenaga kependidikan.
3.      Pelaksanaan program.
4.      Evaluasi.

1.      Perencanaan Kurikulum dan teknis pelaksanaan yang berbasis Agama dan kearifan lokal serta diterapkan berdasarkan keteladanan.
 Pada perencanaan kurikulum ini penulis menyarankan kepada pihak terkait untuk berembuk bersama semua stakeholder pendidikan seperti guru, komite sekolah, dinas dan wali murid untuk menghasilkan keputusan yang paling baik.
Ada beberapa program yang menurut penulis perlu untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan program – program tersebut dipandang perlu untuk mencapai tujuan menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan jati diri bangsa. Program – program tersebut yaitu :
a)      Menyelenggarakan pengajian rutin Guru dan Siswa
Pengajian rutin Guru dan siswa dipandang perlu untuk dilaksanakan karena berfungsi untuk meningkatkan kembali iman dan takwa bagi guru dan siswa muslim. Dengan meningkatnya imtaq(iman dan takwa) maka diharapkan mereka dapat tersadarkan dan mampu menyaring kebudayaan – kebudayaan global yang masuk agar sesuai dengan norma yang dianut masyarakat. Terlebih norma agama.
b)      Mengadakan kegiatan mentoring untuk siswa
Mentoring adalah kegiatan pembinaan oleh satu orang mentor yang membimbing 3 – 10 muridnya untuk mengkaji dan mempertebal wawasan keislaman serta membina dan mengawasi akhlak dan perilaku murid. Orang yang dijadikan mentor adalah guru yang memiliki integritas akhlak yang baik atau siswa berprestasi yang memiliki integritas yang baik.
Diharapkan dengan mendekatkan siswa pada figur – figur yang dapat dicontoh, siswa dapat termotivasi untuk meniru mereka.
c)      Mendesain  ruang kelas dengan ornamen – ornamen tradisional
Dengan mendesain ruang kelas seperti di atas, diharapkan siswa akan lebih familier dan peduli terhadap kebudayaan lokal.
d)     Mengadakan lomba kesenian daerah sebulan sekali
Lomba kesenian ini dilaksanakan dengan melombakan kesenian – kesenian daerah lokal. Dalam konteks Jawa Tengah dan Yogyakarta yang dilombakan dapat berupa lomba karawitan, lomba macapat dan juga lomba membatik. Serta dapat juga menyertakan lomba aransemen musik pop bahasa Jawa untuk menyemarakkan suasana.
Diharapkan dengan Lomba – lomba ini siswa dapat lebih mengerti dan meresapi kearifan lokal yang ada di sekitar mereka.
e)      Memaksimalkan peran guru agama dan bahasa daerah.
Guru bahasa daerah merupakan ujung tombak pengenalan kebudayaan dan kearifan lokal di sebuah sekolah. Sudah selayaknya untuk dimaksimalkan dalam proses belajar mengajarnya tidak hanya mengajarkan materi, tapi juga mengajarkan kearifan lokal pada siswa.
Sedangkan guru agama merupakan salah satu faktor penting untuk mengontrol dan memberi contoh keteladanan akhlak bagi siswa, sehingga harus dimaksimalkan untuk membina akhlak selain juga wawasan tentang keislaman.

2.      Sosialisasi dan rekrutmen pada guru dan tenaga kependidikan
Untuk menerapkan sistem yang telah dibuat dibutuhkan kerja keras dan pemahaman seluruh komponen sekolah. Kalau dirasa perlu sekolah juga harus merekrut guru maupun tenaga kependidikan yang berkualitas. Sosialisasi dapat dilakukan dalam rapat yang mengumpulkan semua guru dan wali murid.
3.      Pelaksanaan program
Program akan dilaksanakan secara seksama dan dipantau terus oleh pihak – pihak terkait.
4.      Evaluasi
Pada setiap akhir semester akan diadakan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh kegiatan yang telah diprogramkan bersamaan dengan diadakannya ujian akhir semester.

Pudarnya jati diri bangsa memang menjadi sebuah keprihatinan kita bersama. Pudarnya jati diri bangsa ini memang disebabkan oleh hal – hal yang cukup kompleks. Akan tetapi dengan pendidikan yang baik dan terencana, penulis yakin bahwa jati diri bangsa dapat dibangkitkan kembali.

Daftar Pustaka
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42607-Makalah-Cara%20Mengembalikan%20Jati%20Diri%20Bangsa%20Indonesia.html
Diakses tanggal 29 Desember 2012
Diakses tanggal 29 Desember 2012


##NB : Artikel ini dibuat dalam kondisi mengejar deadline, mohon dimaklumi dan dikoreksi kalau ada kesalahan... :D ##
Read more...